Senin, 30 November 2009

kadang kadang nonton TV berguna

-berdasarkan kisah nyata-
suatu malam, benar benar suatu malam saat sembari berbaring melihat ke sebuah televisi,saya menonton metroTV satu satunya stasiun televisi lokal yang saya tonton, akhir akhir ini saya mulai sering menonton televisi untuk update berita bibit - chandra yang ternyata antiklimaks, lalu ada 2 berita yang saya ingat, saya tidak ingat apakah kedua berita ini saya lihat pada malam yang sama atau berbeda, siapa juga yang peduli, intinya kedua berita itu adalah

- ada 2 orang mas mas yang kerja di ladang gara gara capek dan kepanasan harus melepaskan dahaga dengan memakan dua buah semangka punya orang lain. sialnya si pemilik kebun memergoki mereka, dan mereka di hajar (massa) lalu diserahkan kepada polisi, sekarang hanya gara gara semangka kedua mas mas yang juga punya keluarga untuk di hidupi harus mendekam di penjara, keluarga pemilik kebun sih uda memaafkan katanya, dan mau mencabut tuntutan, tapi kata pak polisi kasusnya uda di limpahkan kepada kejaksaan.

- ada lagi seorang supir angkot saat sedang main gacok (baca: judi kartu) di tembak sama polisi sampai tewas, sekarang istri dan anaknya kehilangan tulang punggung keluarga, di televisi sempat memperlihatkan sang istri yang sedang menggendong anaknya di rumahnya yang reyot menangis, si polisi yang menembak cuma di jatuhi hukuman kurungan 2 minggu, yang saya ragukan benar benar di kurung di balik jeruji selama dua minggu, dan oh tentu saja mereka memberikan uang kepada keluarga korban, saya tidak ingat jumlahnya, yang saya ingat jumlahnya hanya beberapa ratus ribu.
...beberapa ratus ribu...

belum lupa donk sama kasus ibu prita, yang beruntung terekspos media saat para penguasa kita lagi cari muka sama rakyatnya.

baca juga tulisan dari blog tetangga:

akhirnya saya menyerah untuk mempercayai Keadilan, Keadilan telah menjadi sebuah kenangan belaka, sebuah mimpi, sebuah dongeng.
ya sebuah dongeng, Keadilan hanya menjadi sesuatu yang dapat saya imajinasikan,...

Jumat, 27 November 2009

where there's a will, there's a way

dimana ada william disitu ada jalan

(halaahh!!)